Rabu, 02 November 2011

Komentar Kasus Pelanggaran Etika


Saya sangat setuju dengan adanya penerapan etika dalam dunia bisnis karena melihat kondisi perekonomian bangsa indonesia saat ini sebagai akibat dari perilaku para pelaku bisnis yang tidak mengindahkan etika dalam menjalankan bisnisnya.
Pelaku – pelaku bisnis terkadang menghalalkan segala cara untuk mendapatkan tujuan yang mereka inginkan yakni laba yang berlipat kali ganda, kedudukan, harta, dan lain sebagainya. Mereka yang diharapkan dapat memajukan negara di bidang ekonomi, memperbaiki perekonomian negara, menambah omset negara, malah mereka lah yang merusak dan membawa kerugian bagi bangsa ini dengan perilaku mereka yang tidak beretika dalam berbisnis. Mulai dari tindakan KKN, pengrusakan Sumber Daya Alam,  dan tidak mempedulikan keselamatan dan kesehatan masyarakat, yang semuanya membawa kerugian dan penderitaan yang sangat mendalam bagi masyarakat, khususnya bagi masyarakat yang terkena imbasnya secara langsung, baik berupa limbah industri, penggusuran lahan tempat tinggal warga, bahkan yang terparah adalah bencana alam seperti tanah longsor sebagai akibat pengeksploitasian hutan yang tidak terkendali.
Bahkan sangat disayangkan tindakan – tindakan tidak beretika tersebut bukannya  semakin berkurang dengan adanya pemberian tindakan hukum, malah makin meningkat dan tidak terkendali. Setiap harinya begitu banyak kasus yang disajikan media massa, baik media cetak maupun media elektronik tentang perilaku para pebisnis bangsa kita ini, seakan menjadi “menu  sarapan pagi” yang wajib bagi masyarakat sebelum menjalankan aktivitas. Mulai dari kasus – kasus di tingkat daerah sampai kasus nasional  yang lagi hangat didengungkan para pembaca berita di layar kaca seakan menunjukkan “kerakusan”  dan “ketidakpuasan” para pelaku bisnis akan apa yang sudah mereka miliki.
Sebagai contoh,  kasus yang sangat terkenal di negeri ini beberapa waktu yang lalu yakni kasus Lumpur Lapindo sebagai akibat eksploitasi gas oleh PT Lapindo Brantas, dimana ribuan warga harus kehilangan rumah tempat tinggal mereka tapi perusahaan terlihat tidak peduli dan lebih mengutamakan penyelamatan aset – aset perusahaan mereka daripada mengatasi masalah yang timbul sebagai akibat perilaku mereka yang tidak beretika dalam berbisnis. Belum lagi jika kita sering menonton acara televisi yang menguak hal – hal dan rahasia di balik usaha para pebisnis. Ada kasus penggunaan formalin pada tahu, dan penggunaan bahan – bahan kimia berbahaya lainnya pada makanan yang dijual para pebisnis tersebut yang tentunya sangat membahayakan jika di konsumsi.
Itu saja masih dalam lingkup nasional,  belum lagi jika kita melihat perilaku para pelaku bisnis di dunia internasional yang tentunya dapat membawa dampak buruk bagi perekonomian dunia dan tentunya juga akan memberikan pengaruh buruk bagi  perekonomian semua negara – negara di dunia khususnya bagi negara berkembang.
            Tapi dari sekian banyak kasus perilaku para pelaku bisnis yang tidak beretika tersebut,  tentunya masih ada beberapa kasus yang dapat menjadi pembelajaran dan dapat memberikan contoh yang baik bagi semua pelaku bisnis. Salah satu contonhya adalah kasus keracunan Tylenol yang dihadapi Johnson & Johnson (1982)  dimana tujuh orang mati secara misterius setelah mengkonsumsi Tylenol di Chicago. Setelah diselidiki, ternyata Tylenol itu mengandung racun sianida. Meski penyelidikan masih dilakukan guna mengetahui pihak yang bertanggung jawab, J&J segera menarik 31 juta botol Tylenol di pasaran dan mengumumkan agar konsumen berhenti mengonsumsi produk itu hingga pengumuman lebih lanjut. J&J bekerja sama dengan polisi, FBI, dan FDA (BPOMnya Amerika Serikat) menyelidiki kasus itu. Hasilnya membuktikan, keracunan itu disebabkan oleh pihak lain yang memasukkan sianida ke botol-botol Tylenol. Biaya yang dikeluarkan J&J dalam kasus itu lebih dari 100 juta dollar AS. Namun karena tanggung jawab yang ditunjukkan, mereka akhirnya mampu membangun kembali kepercayaan masyarakat sehingga produk mereka kembali dipasarkan dengan penutup yang lebih aman dan akhirnya kembali meledak di pasaran Amerika Serikat.
            Dari kasus J&J tersebut menunjukkan bahwa kesuksesan dan keuntungan jangka panjang lah yang harus dipikirkan para pelaku bisnis. Karena jika mereka hanya memikirkan keuntungan jangka pendek maka itulah yang membuat mereka menghalalkan segala cara demi meraih untung tersebut,   tetapi tentunya usaha yang berjalan demikian tidak akan bertahan lama.
            Sudah saatnya para pelaku bisnis merubah cara pandang mereka tentang bisnis dan keuntungan. Karena bisnis akan sukses dan bertahan lama jika dijalankan dengan etika dan tujuan yang baik. Etika,  Kejujuran, serta Mengutamakan keselamatan masyarakat di atas kepentingan perusahaan, itulah yang akan menjadi modal perusahaan dalam membangun kepercayaan masyarakat akan produk mereka sehingga keuntungan dan kesuksesan jangka panjang akan mereka rasakan. Memang akan ada “resiko yang harus ditanggung” dan “harga yang harus dibayar” demi menjaga kepercayaan masyarakat tersebut tetapi pada akhirnya keuntungan yang akan mereka dapatkan akan berlipat kali ganda dari sebelumnya.



SEKIAN

1 komentar:

  1. Wynn Las Vegas - JAMHUB
    Wynn Las Vegas is 화성 출장샵 located 김제 출장안마 in Las Vegas and 부산광역 출장마사지 features a casino, a seasonal outdoor swimming pool 나주 출장마사지 and free WiFi. Book the hotel with JAMHUB.com! 남원 출장샵

    BalasHapus